Mekanisme reaksi substitusi nukleofilik SN2
Sebelum masuk kepada materi bahasan ada baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu mengenai reaksi nukleofilik. Ada beberapa hal yang
perlu kita ketahui sebelum masuk pada pokok bahasan reaksi nukleofilik ini :
1. Nukleofilik
adalah suatu spesi atau molekul yang menyerang alkil halida (halogen yang
terikat pada suatu alkil) reaksi substitusi dilambangkan dengan NU-.
Spesi atau molekul apa saja yang terikat ke pusat positif dinamakan nukleofil. Kebanyakan
nukleofil adalah Anion. Nukleofil yang sering dijumpai berupa oksigen, nitrogen,
sulfur, halogen dan karbon.
2. Elektrofilikyaitu
kebalikan dari nukleofilik dilambangkan dengan E+. Elektrofilik
adalah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat negatif, seperti H+ dan
C+
3. Gugus
pergi adalah suatu gugus lepas apa saja yang bergeser dari ikatan dengab atom
karbon. Dalam reaksi substitusi alkil halida, halidanya disebut gugus pergi
(leaving group)
Nah, reaksi substitusi nukleofilik itu adalah suatu
reaksi dimana ion, atom dan gugus pada suatu substrat digantikan oleh ion, atom
atau gugus yang lain. Reaksi substitusi nukleofilik terbagi menjadi dua, yaitu
reaksi substitusi nukleofilik orde pertama (SN1) dan reaksi
substitusi nukleofilik orde kedua (SN2). Pada blog saya kali ini
saya akan membahas mengena Mekanisme darii reaksi substitusi nukleofilik orde
kedua (SN2) terlebih dahulu. SN2 adalah suatu reaksi
substitusi yang lepasnya gugus fungsi dan ikatan baru nukleofil terjadi secara
bersamaan. Reaksi ini akan cepat jika gugus alkil pada substratnya berupa metil
(primer) dan reaksi akan berjalan lambat jika berupa tersier.
Jadi untuk langkah ini dipengaruhi oleh bromobutana
dan ion sianida. Adapun persamaan laju reaksinya, yaitu :
Diagram laju reaksimya
Jadi, merubah konsentrasi ion bromobutana dan ion
sianida akan mempengaruhi laju reaksi. Untuk reaksi SN2 reaksinya
terjadinya secara concerted sehingga diperlukan tempat untuk pembentukan dan
pemutusan ikatan sehingga karbon primer yang memungkinkan menggunakan reaksi
substitusi SN2.
Stereokimia
produk
Terjadi concerted sehingga pembentukan dan pemutusan
ikatan terjadi secara bersama-sama. Jadi, untuk karbon sekunder disini nukleofil
yang menyerang molekul atau ion ini datang dari sisi yang berlawanan dari gugus
fungsi disini oleh karena itu produk disini mempunyai inversion of stereocentre.
Inversi
Welden
Inversi welden adalah reaksi SN2 yang
berlangsung pada pusat stereo dalam substrat awal, produk reaksi memiliki
konfigurasi yang berlawanan pada pusat stereonya. Pada keadaan transisi
memiliki struktur trigonal piramidal. Suatu gugus yang sebelumnya berorientasi
ke kiri dalam bahan awal kemudian menjadi berorientasi ke kanan dalam
produknya. Jika suatu reaksi diawali dengan stereoisomer S, maka produk yang
dihasilkan memiliki konfigurasi R.
Permasalahan
1. Mengapa kebanyakan Nukleofil yang menyerang Alkil
halida merupakan Anion ?
2. Berdasarkan pernyataan pada pembahasan saya
diatas “Reaksi SN2 akan cepat bereaksi jika gugus alkil pada
substratnya berupa metil (primer) dan reaksi akan berjalan lambat jika berupa
tersier”. Mengapa demikian ?
3. Bagaimana hasilnya jika stereoisomer R mengalami
inversi Walden, apakah produk yang dihasilkan akan mengandung dua isomer atau
salah satu saja ?
Contoh substratnya
Referensi :
Bloch, Daniel R. 2002. Kimia Organik. Jakarta : Buku
EGC
Assalamualaikum. Saya Wafiqah Alvia Ramadhani (047) akan menjawab permasalahan nomor 1 karena sudah relevan, dengan materi yang dipaparkan pada paragraf pertama pokok bahasan yang ke 2. Nukleofil yang menyerang alkil halida merupakan anion, karena anion bersifat negatif, sehingga lebih menyukai gugus inti yang cenderung bersifat positif. Sedangkan anion merupakan senyawa yang bersifat positif, sehingga lebih menyukai ikatan rangkap yang kaya akan elektron.
BalasHapusTerimakasih
DESTI RAMADHANI (A1C118010)
BalasHapus2.hal ini dikarenakan efek sterik yaitu efek yang disebabkan oleh perbedaan dalam ikatan atom-atom atau gugus dalam ruangnya.rintangan sterik gugus R meningkat dari metilprimer>sekunder>>tersier.